Kereta Api Indonesiaku
Dulu, Kini, dan Esok hari
“Naik kereta api... Tuuttt..
Tuuttt.. Tuutttt... Siapa hendak
turun?....”
Pasti bukanlah bait yang asing
lagi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Lagu Naik Kereta Api sudah ada sejak
zaman dulu, bahkan sudah setua kereta api sendiri.
Kereta Api memang sudah ada sejak
sebelum masa kemerdekaan Indonesia, bahkan rel-rel yang hingga kini tersebar di
seluruh penjuru Indonesia, dibangun pada masa penjajahan Belanda. Oleh sebab
itu, tidak heran jika tata letak rel-rel kereta api terkadang terlihat
melintang dan terkesan kurang tertata secara apik, karena perkembangan jalan
raya terjadi jauh setelah pembangunan rel kereta ini.
Peninggalan kompeni Belanda
inilah yang masih menimbulkan polemik hingga saat ini, mengingat banyaknya
kecelakaan lalu lintas dimana kendaraan roda dua maupun roda empat tersambar oleh
kereta api di rel tak berpalang. Bisa dipahami bahwa sangat sulit bagi PT. KAI
dan Dinas Perhubungan untuk terus meminimalisir jumlah kecelakaan kereta api, apalagi
beberapa kecelakaan juga terjadi bukan disebabkan oleh palang itu sendiri,
tetapi akibat kelalaian pengendara motor atau mobil yang lebih mengutamakan
kecepatan ketimbang keselamatan.
Meskipun sulit, tak bisa
dipungkiri bahwa perkembangan perbaikan insfrastruktur kereta api berlangsung
cukup pesat dari tahun ke tahun. Bukan hanya ditinjau dari sektor palang kereta
api saja, tapi juga dari segi pelayanan, kebersihan, dan kenyamanan. Lihat saja
Stasiun Tugu Yogyakarta. Stasiun nomor satu di Yogyakara ini terbilang sangat
sibuk setiap harinya, apalagi letaknya sangat berdekatan dengan destinasi wisata
Malioboro yang selalu dipadati kendaraan. Dahulu kala, Stasiun Tugu terkesan terlampau
padat oleh kendaraan penjemput maupun pengantar, tapi sejak beberapa tahun yang
lalu sudah dilakukan relokasi lahan parkir, sehingga kepadatan itu hanya
meninggalkan cerita. Lain kota lain cerita, Stasiun Bandung misalnya, begitu
masuk ke dalam stasiun, pemandangan
hijau segar akan memanjakan wisatawan yang tengah menunggu kereta datang.
Selain itu, ada juga Stasiun Gambir Jakarta dengan petugas kebersihan yang siap
sedia di semua tempat, sehingga kebersihan di seluruh area pun tak perlu
dipertanyakan lagi. Tak lupa juga dengan perubahan kondisi di dalam kereta api.
Jika dulu banyak pedagang dan musisi jalanan dapat melenggang bebas di gerbong
kereta, yang menyebabkan perjalanan menjadi kurang nyaman, kini sudah tak perlu
khawatir lagi. Pasalnya, saat ini kenyamanan penumpang sangat diprioritaskan, salah
satunya dengan dibuatnya aturan yang menyatakan selain pemegang tiket dan kru
kereta dilarang memasuki kereta, persewaan bantal dan selimut, hingga gerbong
restoran yang siap sedia memanjakan perut penumpang.
Melihat perkembangan perbaikan insfrastruktur
kereta api ini, tidaklah mengherankan jika dalam beberapa tahun ke depan kereta
api Indonesia dapat bersaing dengan kereta yang ada di kota London atau Paris
yang mnghubungkan berbagai macam tempat penting, ataupun EuroRail milik Eropa
yang menghubungkan sejumlah negara di Eropa. Dengan begitu, selain dapat
meningkatkan pelayanan kereta api ke taraf yang lebih tinggi, juga dapat
meningkatkan sektor pariwisata dari kota ke kota di setiap pulau yang ada di
Indonesia, karena bukan rahasia lagi jika kekayaan Indonesia, yaitu kebudayaan
dan keindahan alamnya sangat beragam. Sayangnya transportasi yang kurang
bersahabat menjadikan banyak wisatawan kesulitan mengeksplorasi keberagaman
tersebut. Apabila kereta api mampu mengatasi permasalahan tersebut, tidak diragukan
lagi lambat laun masyarakat akan lebih memilih kereta sebagai transportasi
utama ketimbang mobil atau motor pribadi.
10 tahun lalu naik kereta api kelas ekonomi tempat duduknya longgar, kaki masih bisa selonjor. Lum ada AC tapi bisa buka jendela. Tapi emang banyak pedagang keluar masuk hilir mudik. Tahun 2017 lalu naik kelas bisnis, ampun dah jarak kursi penumpang satu dan lainnya mepet banget, mau selonjor gak bisa. wkwkwkw. Kesemutan alhasil. meski begitu udah gak bising karena gak ada penjual asongan lagi. Dan udah ada AC dan TV-nya.
ReplyDeleteserius??? itu kayanya jaman saya masi kecil bgt taunya mah cuma naik, duduk, molor sampe kota tujuan hehehe...
Delete